Senin, 12 April 2010

Gerak Biomekanik

Pada dasarnya gerakan dibagi menjadi dua kategori, yaitu gerakan terencana dan gerakan tidak terencana, sebagaimana disebutkan oleh Adrian et al. (1989) bahwa ” pola (pattern) gerakan dapat dikategorikan seperti terencana (planner) atau tak terencana (non-planner)”. Semua jenis gerakan pada organ tubuh maupun tubuh yang terencana dan tidak terencana dilakukan oleh kontraksi otot.
Untuk gerakan biomekanik, sebagaimana disebutkan Adrian et,al. (1989) merupakan ”ilmu yang menyelidiki, menggambarkan dan menganalisis beberapa gerakan manusia”. Dengan kata lain menurut Ganong (1999) bahwa ”faktor momentum dan keseimbangan dipadukan dalam gerakan tubuh untuk memperoleh gerakan maksimal dengan kerja otot yang minimal”. Dalam gerakan biomekanika, ”otot beraksi terhadap tulang untuk mengendalikan gerak rotasi disekitar sambungan tulang” (Eko,1998).
Gerakan biomekanik dapat terjadi karena adanya hubungan gerakan yang terjadi antara tulang dan otot. Tulang yang merupakan gerak pasif, dapat digerakkan oleh mekanisme gerak otot (sebagai gerak aktif). Tulang didalam tubuh dapat berhubungan secara erat atau tidak erat. Tulang mempunyai peranan penting karena gerak tidak tidak akan terjadi tanpa tulang.
Tulang-tulang pada manusia membentuk rangka yang berfungsi untuk memberikan bentuk tubuh, melindungi alat tubuh yang vital, menahan dan menegakkan tubuh, tempat pelekatan otot, tempat menyimpan zat kapur, dan tempat pembentukan darah.
Sedangkan otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memilki 3 karakter, yaitu :
1. Kontraktibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal in terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2. Kontrabilitas, yaitu kemampuan untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada bentuk semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filamen aktin dan filamen miosin. Filamen aktin tipis dan filamen miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot, dan serabut-serabut menyusun satu otot.
Berdasarkan bentuk morfologo, system kerja, dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Otot Lurik (Otot Rangka)
Otot Lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja dibawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrup) dan terang (isotrup) yang tersusun berselang-seling. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunyai banyak inti.
Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat da mempunyai periode istirahat berkali-kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia fropia dibungkus keselaput fasia superfasialis.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian :
1. Ventrikel (Empal), merupakan bagian tengah yang mengembang.
2. Urat otot (Tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil .
Urat otot (Tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut :
1. Origi merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2. Inersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Otot yang dilatih terus-menerus akan membesar dan mengalami hipertrofit, sebaliknya, jika otot tidak digunakan (tidak ada aktifitas) akan mengalami kisut atau mengalami atrofi.

b. Otot Polos
Otot Polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (alat viresal). Otot polos tersusun dalam sel-sel yang berbentuk kumpulan halus. Masing-masing sel memilki satu inti yang letaknya ditengah, konraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi persaraf oleh sarf otonom. Otot polos terdapat alat-alat dalam tubuh, misalnya pada :
1. Dindingsaluran pencernaan
2. Saluran pernafasan
3. Saluran kencing dan kelamin
c. Otot Jantung
Otot Jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta persaraf oleh saraf otonom. Letak jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan yang berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memperkuat rangsangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau Tonus yang maksimum. Tonus yang maksimum terus menerus disebut Tetanus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar